Proses Pendidikan merupakan peristiwa aktif yang yang mengandung perubahan multidimensional untuk menjawab tantangan realitas kehidupan. Oleh karena itu, yang kita butuhkan saat ini dalah mensikapi semua perubahan ini secara produktif, dan bukan sekedar langkah reaktif dan responsif.
Aktivitas dunia pendidikan dituntut agar mampu mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) hasil pendidikan, yang memiliki kompetensi tidak saja mampu memenangkan persaingan di pasar kerja global yang berstrata menengah maupun tinggi namun juga memiiki “akal budi” untuk kesuksessan hidup di masyarakat (kecerdasan sosial) .
Oleh karena itu proses pendidikan yang berlangsung secara individual, melalui sentuhan-sentuhan nurani para Guru, Dosen atau Tutor hendaknya dapat berlangsung melalui mekanisme hubungan interaktif dan interelasi secara jujur dan adil.
Itu pula sebabnya, kesadaran akan arti penting pendidikan jangan sampai dibelokkan arah menjadi upaya memasalkan pendidikan melalui aktivitas pemerataan yang tidak berkualitas. Apabila hal ini terjadi, maka kondisi yang kontraproduktif ini justru akan menjadi penghalang proses akselerasi pemberdayaan Sumber Daya Manusia kita.
Demikian pula kesadaran akan tanggung jawab bersama beban biaya pendidikan, harus dirumuskan secara adil, sehingga memungkinkan terjadinya subsidi silang dari mereka yang telah menikmati “fasilitasi” negara, sehingga tergugah untuk membantu masyarakat lain yang kekurangan। Manajemen partisipatoris di dalam pengelolaan lembaga pendidikan, diharapkan tidak saja mampu menampung aspirasi stakeholders pendidikan, akan tetapi juga diharapkan mampu menumbuhkan rasa saling memiliki (sence of belonging) pendidikan kita. Pada level inilah proses demokratisasi pendidikan diimplementasikan untuk memenuhi hak-hak setiap warga negara untuk memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan internalnya.
Jakarta २००७
Darsana Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar